Di sebuah perusahaan multinasional yang bergerak di bidang energi terbarukan, HR Manager bernama Raka menghadapi tantangan besar. Tingkat pergantian karyawan meningkat drastis, dan produktivitas menurun. Para karyawan merasa terjebak dalam rutinitas tanpa arah. Raka tahu ini bukan hanya masalah teknis, tapi soal kurangnya bimbingan dan koneksi di antara para tim. Perjalanan Coaching dan Mentoring yang Menginspirasi
Raka mendapatkan ide untuk meluncurkan sebuah program Pelatihan Coaching dan Mentoring, yang diberi nama “Lentera Perjalanan.” Filosofi di balik nama ini adalah sederhana: setiap orang adalah lentera, dan melalui coaching serta mentoring, mereka bisa menerangi jalan bagi diri sendiri maupun orang lain.
Babak 1: Menyusun Bingkai Lentera
Langkah pertama adalah merancang pelatihan. Raka mengundang konsultan ahli dalam bidang coaching dan mentoring, Nisa, yang dikenal dengan pendekatannya yang penuh empati dan berbasis solusi.
“Coaching adalah tentang memberdayakan individu untuk menemukan jawaban mereka sendiri,” kata Nisa dalam sesi pertama. “Sementara mentoring adalah berbagi pengalaman untuk membimbing seseorang melewati jalan yang sudah pernah kita lalui. Kita perlu mengajarkan keduanya agar dampaknya maksimal.”
Pelatihan dibagi menjadi dua bagian utama:
- Coaching: Mengajarkan para pemimpin tim untuk mendengarkan secara aktif, bertanya dengan bijak, dan membantu karyawan mencapai tujuan mereka.
- Mentoring: Memberikan keterampilan kepada karyawan senior untuk berbagi pengalaman dengan generasi baru, menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif.
Babak 2: Lentera Mulai Menyala
Sesi pelatihan berlangsung intensif selama dua minggu. Salah satu modul yang paling menarik perhatian adalah “Mendengarkan dengan Empati.” Peserta diajak untuk mendengarkan cerita satu sama lain tanpa menghakimi atau memberi solusi. Mereka belajar bahwa sering kali, yang dibutuhkan seseorang hanyalah ruang untuk didengar.
Di sesi mentoring, para mentor diajarkan tentang pentingnya kerendahan hati. “Menjadi mentor bukan soal menunjukkan bahwa kita tahu segalanya,” ujar Nisa. “Tapi soal membimbing dengan hati, memberikan ruang untuk mentee berkembang dengan caranya sendiri.”
Babak 3: Menyalakan Lentera di Lapangan
Setelah pelatihan selesai, program “Lentera Perjalanan” mulai diterapkan. Setiap karyawan dipasangkan dengan seorang coach atau mentor, tergantung pada kebutuhan mereka.
Tika, seorang karyawan baru di bagian pengembangan produk, dipasangkan dengan mentor bernama Pak Bimo, seorang senior dengan pengalaman lebih dari 20 tahun. Dalam salah satu sesi mereka, Tika menceritakan kesulitannya menghadapi tekanan kerja. Alih-alih memberi nasihat, Pak Bimo berbagi kisah tentang masa mudanya yang penuh tantangan. Dari cerita itu, Tika merasa lebih percaya diri dan mendapat inspirasi untuk mencari solusinya sendiri.
Sementara itu, coaching memberikan dampak besar pada pemimpin tim. Dani, seorang supervisor, awalnya ragu untuk mengikuti pelatihan. Namun, setelah beberapa sesi coaching dengan timnya, ia merasa lebih mampu membangun hubungan yang lebih dalam. “Dulu saya hanya memerintah,” ujar Dani, “Sekarang, saya lebih banyak bertanya. Dan hasilnya, tim saya jadi lebih kreatif.”
Babak 4: Belajar dari Bayangan
Meski program ini sukses besar, ada beberapa kendala. Beberapa mentor merasa tidak memiliki cukup waktu untuk mentee mereka, dan beberapa coach merasa sulit untuk melepaskan kebiasaan memberi solusi instan. Raka dan Nisa memutuskan untuk mengadakan sesi refleksi bulanan, di mana peserta bisa berbagi tantangan dan mencari solusi bersama.
Epilog: Perjalanan Coaching dan Mentoring yang Menginspirasi
Setahun setelah program dimulai, perubahan mulai terasa di seluruh perusahaan. Tingkat retensi karyawan meningkat hingga 40%, dan survei internal menunjukkan bahwa 85% karyawan merasa lebih terhubung dengan rekan kerja dan atasan mereka. Perjalanan Coaching dan Mentoring yang Menginspirasi
Dalam sebuah rapat besar, Raka memberikan presentasi tentang hasil program ini. Ia menutup presentasi dengan kata-kata yang menggugah, “Setiap lentera memiliki cahaya, dan melalui coaching serta mentoring, kita membantu mereka untuk bersinar lebih terang.”
Dan sejak itu, Lentera Perjalanan menjadi lebih dari sekadar program. Ia menjadi bagian dari budaya perusahaan, mengubah cara orang bekerja, belajar, dan tumbuh bersama.